Kamis, 17 September 2009

* COFFEE BREAK TIME 1

MENANTI TUHAN

"Hanya dekat Allah saja aku tenang, daripada-Nyalah keselamatanku.” ( Mazmur 62: 2 )

Dalam terjemahan lain dipakai kalimat: Sungguh, jiwaku menantikan Tuhan dengan diam dan tenang.

Rupanya banyak yang menantikan Tuhan dengan gaduh, resah, gelisah, ribut, panik, dan bahkan histeris. Ketenangan di hadapan Tuhan adalah ekspresi iman, keyakinan dan keteguhan hati kita terhadap Dia dan pertolongan-Nya. Sebaliknya jika jiwa kita begitu gundah, kacau, onar dan meledak-ledak, itu tanda kita belum bisa menyerah. Karena itu bertanyalah dalam hati kita masing-masing: tenangkah aku dalam menantikan Tuhan dan pertolongan-Nya? Jika engkau dapati ketenangan dan sejahtera, itulah sikap yang memberi jaminan kemenangan dan keabadian yang ajaib.

By His grace,



PERCEPATAN

Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!” (Mazmur 57: 8, 9)

Kita suka sekali dengan kata Percepatan. Apalagi kalau percepatan tentang jawaban doa, berkat yang berlimpah, kesembuhan dan sebagainya. Daud mengerti juga tentang percepatan itu. Dia memakai istilah: membangunkan fajar.

Fajar sudah punya waktu atau saat dimana dia selalu bangun dan terjaga. Sebelum waktunya, Fajar tidak akan bangun. Namun kalau sampai dikatakan: membangunkan fajar, berarti: “lebih cepat” dari yang seharusnya. Tetapi bagaimana caranya? Ternyata semuanya itu diawali dengan kesiapan hati untuk terima berkat dan semua penggenapan janji-Nya, syaratnya adalah Kesiapan Hati. Untuk percepatan, tergantung seberapa cepat kita menyiapkan hati kita.

Jadi, beresi hati dari semua yang Tuhan tidak suka. Makin cepat dan banyak pertobatan maka cepat hati kita siap. To God be the glory.

By His grace,





COOL SPIRIT

Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin.” (Amsal 17: 27)

Orang yang berpengertian, memiliki Cool Spirit. Betapa menyenangkannya jika bertemu dengan orang yang “adem” dalamnya. Sebaliknya alangkah tidak nyamannya jika bertemu dengan orang yang “panas” hawa di dalamnya. Yang pertama membawa kedamaian, meredakan gejolak, menciptakan kesejukan sehingga bisa berpikir lebih jernih. Tetapi yang kedua, justru sebaliknya. Ketidaknyamanan dan suasana yang emosional akan begitu mudah disulut. Jadi yang mana yang kita ijinkan? Tentu yang pertama bukan? Tetapi cool spirit, tidak bisa begitu saja munculnya. Itu hasil dari roh pengertian yang bekerja di dalam kita. Mintalah selalu roh pengertian… dan be cool and be happy… Halleluya…

By His grace,



YG DI DALAM LEBIH BERKUALITAS DARIPADA YG DI LUAR

“Orang yang bijak lebih berwibawa dari pada orang kuat, juga orang yang berpengalaman dari pada orang yang tegap kuat.” ( Amsal 24: 5 )

Akhir-akhir ini kita banyak mendengar tentang istilah “Pencitraan”. Itu tidak lebih dari upaya “Make Up” untuk menampilkan pesona luar yang hebat sehingga mengesankan banyak orang. Yach… itulah manusia. Begitu gemar dengan “Make Up” memoles wajah dan penampilan luar. Tetapi Firman Tuhan mengajar yang berbeda. Kekuatan dan pesona Ilahi itu muncul dari dalam. Dari integritas, karakter, kekudusan dan kekuatan yang di dalam. Jelas yang di dalam lebih berkualitas dari pada yang di luar. Jadi kejarlah saja yang di dalam lebih dari pada “pencitraan” diri yang di luar. Puji Tuhan

By His grace,



PENGHARAPAN YANG BERLIMPAH

“Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.” ( Roma 15:13 )

“Berlimpah-limpah dalam pengharapan”, itulah yang Tuhan inginkan. Tetapi betapa banyaknya orang Kristen yang pengharapannya hanya “pas-pasan”. Sehingga begitu waktu penantian penggenapan janji menjadi lebih panjang dari yang di duga, pengharapan kita sudah minus atau defisit. Dan pada akhirnya, setelah pengharapan itu minus, maka iman kitapun digerogotinya.

Bagaimana supaya memiliki pengharapan yang limpah? Itu bukan hanya kita, melainkan karya Roh Kudus. Bergeraklah terus dengan Roh Kudus, maka pengharapanmu akan berlimpah dan kita akan punya pengharapan akan kelimpahan juga. Amin.

By His grace,


TETAP ADA WAKTU BUAT YESUS

“Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit.” Markus 9: 30- 31

Di tengah kesibukan-Nya melayani banyak orang, Yesus ada saat-Nya tidak mau ada orang banyak mendekat kepada-Nya. Itulah saat dimana Dia memberi waktu-Nya untuk mengajar para murid-Nya. Lihat betapa pentingnya saat sendiri untuk mengajar, mengalirkan hati-Nya kepada para murid. Kita semua adalah murid-Nya. Seringkali kita sudah begitu sibuk dengan tugas, pekerjaan dan pelayanan kita. Betapa sibuknya, sehingga bahkan kita yang tidak ada waktu lagi buat Yesus.

Saudara yang kekasih, kapan terakhir saudara merasakan Yesus mengajar secara pribadi? Mungkin sudah cukup lama kita tidak duduk berdiam diri sendiri dengan Yesus. Bagaimanapun, sediakanlah waktu buat Dia mengajar kita secara pribadi. Tetap ada waktu buat Yesus. Itu yang terbaik.

By His grace,




BERTANYA KEPADA TUHAN

“Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya.” Markus 9: 32

Banyak hal dalam hidup kita ini yang tidak kita mengerti. Sebagian berupa kenyataan-kenyataan yang begitu membingungkan sebagian lagi berupa pernyataan-pernyataan orang tertentu yang sulit kita pahami. Di saat seperti itulah sebenarnya kita harus bertanya kepada Tuhan. Tetapi ada kalanya kita segan bertanya.

Mengapa orang percaya segan bertanya kepada Tuhan? Ada beberapa kemungkinan yang saya lihat:
1. Gengsi atau merasa malu.
Malu kalau dikira tidak tahu apa-apa. Padahal bukankah kita memang tidak terlalu banyak tahu?

2. Tidak yakin bisa mendengar jawaban Tuhan.
Bukankah banyak yang berkata, “Saya tidak bisa mendengar suara Tuhan”. Kita adalah domba-Nya, pasti kita mendengar suara-Nya.

3. Tidak peduli.
Tentu ini yang paling parah. Tidak tahu dan tidak peduli.

Saudara yang kekasih, daripada mendengar dari orang lain yang separuh benar, jangan segan bertanya kepada Tuhan.

By His grace,



MEMILIKI DAN MENIKMATI

Bukankah Alkitab berkata, ada yang memiliki tetapi tetapi tidak menikmati. Berarti ada yang menikmati walau tidak memiliki. Betapa sulitnya kita bisa memiliki sesuatu. Kita harus bekerja keras guna bisa membelinya. Tetapi setelah kita berhasil memilikinya, untuk menikmatinyapun belum tentu bisa. Tuhan sangat ingin kita memiliki semuanya, tetapi tidak terikat dan diperbudak dengan semua benda dan kekayaan itu. Sebab ketika kita terikat dan diperbudak, kita akan sulit menikmatinya. Ketika seseorang memberimu jam tangan yang mahal, tetapi intinya saudara begitu sayang dengan benda itu. Ujungnya kita tidak bisa menikmatinya dan membiarkannya lapuk karena waktu. Saudara yang kekasih, nikmati yang saudara miliki. Kalau rusak? Tuhan pasti beri yang lebih baik lagi.

By His grace,
Pdt. Petrus Agung Purnomo


LELE

Satu lagi binatang yang mengerikan dan menjijikkan tapi dimakan orang juga. Itu adalah Lele. Semua tahu bahwa Lele, makan apa saja, termasuk kotoran manusia, menjijikkan memang. Tetapi bukan hanya itu, Lele juga binatang yang memangsa sesamanya. Yang besar memangsa yang kecil atau lemah.

Di Alkitab, kita tahu cerita: Kain membunuh Habel, Saul mengejar Daud, dan sebagainya. Bukankah itu seperti Lele.

Tuhan panggil kita berbeda. Tuhan mau kita jadi Domba yang tak bisa melukai sesamanya, singa yang tidak memakan singa muda lainnya. Jangan tukar sifat mulia yang Tuhan berikan pada kita dengan sifat iblis yang begitu mengerikan. Jangan biarkan rohmu mendengar sampah dan kotoran tetapi makanlah Firman Tuhan.
Halleluya.


By His grace,


GARAM

Betapa hebatnya ketika Tuhan mengatakan bahwa kitalah garam dunia. Ada banyak fungsi garam. Mungkin lebih banyak dari yang kita tahu saat ini. Tetapi pada dasarnya garam itu nyata namun tak berujud nyata. Garam justru sangat nyata pada saat sepertinya dia tidak ada. Ibu-ibu yang memasak tahu betapa garam yang ia bubuhkan pada masakannya sangatlah diharapkan larut dan tak berujud lagi. Kalau masih berujud dan ikut kita makan, pasti kita muntahkan atau kita akan berteriak karena rasa asinnya. Itulah kehidupan Kristen yang sejati, yaitu menjadi garam. Tak ingin berujud - tapi malah justru melarut. Tak ingin tampil berkilau - tetapi mengubah rasa. Dan yang tidak kalah pentingnya, takarannya harus pas… Saudara yang kekasih, kalau hari ini kita bukan orang yang menonjol dan tak ada yang mengenal kita bukan berarti kita tidak berguna. Jadilah garam di tempat kita masing-masing… nyata walau sepertinya tidak ada, dan tentu saja… pas…

By His grace,
Pdt. Petrus Agung Purnomo


KERENDAHAN HATI

Kalau Alkitab bilang Tuhan membenci kecongkakan, maka itu berarti Tuhan suka dengan kerendahan hati . Kerendahan hati itu tidak sama dengan sopan santun yang biasa kita lihat dalam masyarakat. Kita sering melihat bagaimana orang membungkukkan badan, meng”iya”kan dengan halus segala sesuatunya, senyum, tidak pernah berteriak dan sebagainya. Itu sopan santun, tapi bukan kerendahan hati. Sebab kerendahan hati itu bicara tentang sikap yang di dalam dan bukan yang di luar.

Kerendahan hati itu kesadaran bahwa tanpa Tuhan dia tidak bisa berbuat apa-apa, juga tanpa manusia lain dia juga tidak bisa berbuat banyak. Karena kesadaran itulah yang membuat sikapnya berubah. Baik terhadap Tuhan, orang lain, maupun kehidupan. Milikilah kerendahan hati, jangan hanya berpenampilan sopan di depan tetapi sangat congkak di dalam. Ingat bahwa Tuhan melihat hati dan bukan penampilan yang di luar.

Jagalah hati dengan segala kewaspadaan, dari situ terpancar kehidupan....

By His grace,



BAIK, BERKENAN, SEMPURNA


Alkitab bicara tentang 3 kategori penilaian Tuhan atas hidup kita. Yang pertama adalah Baik. Banyak orang Kristen yang hanya mengejar nilai: Baik ini, padahal yang baik belum tentu berguna. Puas hanya disini saja sebenarnya Tidak Baik. Sebab diantara semua yang Baik tadi ada yang Berkenan atau Acceptable yaitu sesuatu yang Tuhan sukai dan terima. Sebagai contoh, bukankah semua makanan itu pada dasarnya baik. Tetapi buat saya beberapa jenis makanan saya tidak suka. Tidak ada yang jahat dari makanan itu, tetapi saya memang tidak bisa menyantapnya. Nah, dari yang saya suka tadi, ada jenis-jenis makanan yang adalah favorite saya. Itu tiap kali saya santap, rasanya Sempurna , saudara yang kekasih. Tuhan juga demikian. Mari beri kehidupan yang sesuai dengan selera-Nya, sesuai dengan citarasa yang Dia ingini. Dengan demikian kita akan selalu menyukakan hati-Nya.

By His grace,


KOMODO

Komodo memang telah menjadi salah satu ikon pariwisata Indonesia. Binatang itu memang populer di seluruh dunia. Namun jangan ikuti tabiatnya. Sebab ternyata komodo termasuk binatang suka saling memangsa. Tidak boleh ada Kristen Komodo, yang sukanya “memangsa” sesama.

Ah… saudara mungkin berpikir saya sedang mengada-ada. Tapi Paulus sudah mengingatkan untuk kita jangan saling menggigit dan menelan bukan? Hah?? .. saling menggigit dan menelan? Benarkah? Ya.. baca Galatia 5: 15… “Tetapi jikalau kami saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.” Wah mengerikan yang orang kristen bisa lakukan… itu komodo banget bukan?

Jangan sampai kita jadi kristen komodo.. supaya juga jangan saling membinasakan. Betapa sedih hati Tuhan, jika anak-anak-Nya berubah jadi Komodo, yang sangat terampil menggigit dan menelan sesama anak Tuhan… jangan ya…

By His grace,



BERKILAU cliiiing cliiinnng

Lihatlah sekitar anda, atau lihat diri anda sendiri. Mungkin akan terlihat perbatu atau batu mulia lainnya yang begitu berkilau. Jika sudah dikenakan orang, tampak begitu anggun dan eksklusif bukan. Tetapi bagaimana dengan proses yang harus dilewatinya? Oh seandainya batu mulia itu bisa berteriak, pasti aduh dan keluhnya pun sudah habis. Dan tiap proses itu tidak menjamin dia akan jadi luar biasa. Besarnya potongan, guratannya, bentuknya, cahayanya dsb, ternyata begitu beragam. Sehingga saat dijual ada yang mahal dan ada yang tidak terlihat mahal. Tetapi bagaimanapun, dia disebut batu mulia. Ada lagi benda yang mirip, buatan manusia. Teknologi membuat manusia bisa ‘meniru’ bentuknya. Batu ‘masakan’ atau ‘imitasi’ juga berkilau. Tetapi bukan batu mulia. Saudara, kekristenan kita juga demikian. Kalau kita sekedar ingin berkilau, tanpa proses panjang yang menyakitkan, ternyata bisa. Tapi nilai dan harganya jelas berbeda. Ingin berkilau? Tapi yang mana?

By His grace,




BELAJAR JUJUR DGN HATI SENDIRI

Aneh sekali kalau Alkitab berkata: “Betapa menipunya hati...” Lalu siapa yang ditipu? Tentu yang ditipu adalah diri sendiri. Betapa tidak, kita sering mencoba bahagia sementara hati seperti diiris. Kita mencoba tampil bebas, sementara hati begitu terbebani. Belum lagi dengan semua luka, yang kita anggap tidak ada.

Tapi pada kenyataannya luka itu terus menganga, dan begitu mempengaruhi cara bicara dan tindakan kita. Lihat juga hati yang merasa tertolak, betapa sering itu tak dirasa, padahal luka itu ada. Dan yang bisa terus mencoba menutupinya dengan begitu banyak kata dan tindakan yang justru melukai orang lain. Rasa iri, persaingan, kebencian, dendam, marah, tertolak, direndahkan, dibedakan dengan yang lain, tersingkir, terabaikan, dsb dsb. Wow...panjang sekali bukan, hal-hal yang mungkin ada di hati kita.

Hati kita memang fragile, mudah terlukai. Tapi menutupinya seakan semuanya itu tidak pernah ada juga makin memperparah. Lalu apa yang harus kita perbuat? Jujurlah dengan hatimu sendiri dan kemudian ungkapkan ke Tuhan minta kesembuhan hatimu dan please... jangan terlalu lama, sebelum melukai hati orang lain... Tuhan menanti...

By His grace,


PERSEMBAHAN YANG DITOLAK

Pernahkah Saudara berpikir, Bangsa Yahudi yang hanya sekitar 17 juta saja, mampu mengendalikan dunia? Jumlah kecil tidak berarti selalu minoritas dan ada di belakang. Apa yang membuat mereka begitu hebat? Banyak analis yang mencoba menjelaskan, tapi menurut saya sederhana: Mereka umat pilihan. Tetapi mengapa mereka terpilih? Mengapa Israel yang terpilih? Untuk menjawab itupun rasanya sederhana: Sebab Israel mendapatkan hak kesulungan. Itulah hak yang luar biasa, yang mengubah hidup Yakub dengan sangat drastis. Saudara yang kekasih, Kristus adalah Yang Sulung, dan ajaibnya kita ada di dalam Dia. Wow, bukankah ini hebat? Karena itu berarti kitapun berhak mendapatkan hak itu. Asal kita tidak memandang ringan seperti hak Esau tersebut. Miliki sikap seperti Yakub yang sangat mengingininya. Itu yang membuat Tuhan suka.

By His grace,




KITA BELAJAR
Tiap saat kita menghadapi apapun, baik saat di atas maupun di bawah, itulah saat kita belajar.

Saat Tuhan seperti “terlambat” dalam menolong, kita belajar.

Saat doa kita seperti tak terjawab, kita belajar.

Saat semua orang menjauh dari kita, kitapun belajar.

Saat kita sulit mengerti dan dimengerti orang, itupun membuat kita belajar.

Ya saat belajar yang terbaik adalah saat kita gagal dan di bawah. Kita bahkan boleh menangis dan meratap, tapi tetap kita belajar. Saat hati nyeripun, mari kita belajar. Jangan lupa, bukankah Yesus berkata: "Belajarlah dari padaKu..." jangan sia – siakan setiap kesempatan untuk belajar. Situasi apapun adalah guru – guru yang baik untuk belajar. Karena itu mari kita belajar.

By His grace,